Islam masuk ke pulau Jawa dibawa oleh para pedagang Gujaraj (India), namun perkembangan islam waktu itu hanya sebatas di daerah pesisir atau pelabuhan dimana para pedagang Gujaraj tinggal, dan sebagian kecil pribumi yang ada di pesisir yang menikah dengan pedagang Gujaraj telah memeluk agama Islam. Setelah kehadiran Wali Songo baru Islam mengalami perkembangan yang pesat.
Pada umumnya orang mengenal Wali Songo adalah para Wali penyebar agama islam yang berada di pulau Jawa yang berjumlah sembilan orang. Karena melihat dari arti kata wali tersebut. Songo atau Sanga berarti sembilan. Pendapat lain Sanga berasal dari bahasa arab tsana yang berarti mulia. Pendapat lainnya Sanga berasal dari bahasa Jawa sana tsana yang berarti tempat, oleh karena itu sebutan para wali selalu menggunakan nama tempat dimana beliau menetap.
Kesembilan Wali tersebut adalah : Syeh Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Drajad, Sunan Kalijogo, Sunan Kudus, Sunan Muria dan Sunan Gunung Jati
Wali Songo sendiri adalah sebuah Dewan Dakwah agama Islam untuk pulau Jawa yang anggotanya terdiri dari sembilan orang. Bila salah satu pindah dari pulau Jawa atau mangkat, maka akan digantikan dengan yang lainnya sehingga jumlahnya tetap sembilan. Dengan demikian bahwa para anggota Wali Songo sebenarnya jumlahnya lebih dari sembilan orang.
Dengan pindahnya wali ketempat lain di luar pulau Jawa atau adanya Wali yang mangkat sehingga harus digantikan oleh yang lain, maka dewan dakwah Wali Songo terdapat beberapa periode sebagai berikut :
Wali Songo Periode Pertama
Pada waktu Turki dipimpin oleh Raja Sultan Muhammad I , beliau menaruh perhatian pada perkembangan islam di Tanah Jawa, beliau bertanya kepada para pedagang Gujaraj (India) perihal perkembangan Islam di Pulau Jawa, Dari para pedagang tersebut mendapat penjelasan bahwa saat itu di pulau terdapat dua kerajaan besar yang memeluk agama Hindu kerajaan tersebut adalah Kerajaan Mojopahit dan Pajajaran. Sebagian penduduk pulau Jawa telah memeluk Agama Islam, namun hal itu sangat sedikit jika dibandingkankan dengan jumlah pemeluk agama yang ada, dan sebatas pada para pedagang Gujaraj yang menetap di pulau Jawa juga sebagian penduduk pribumi yang telah nikah dengan pedagang Gujaraj yang telah menetap.
Mendengar kenyataan ini Sulatan Muhammad I segera mengirimkan surat kepada para pembesar Islam di Afrika Utara dan Timur Tengah, dimana isi dari surat itu meminta para ulama yang mempumyai ilmu tinggi dan memiliki karomah. Maka terkumpulan sembilan orang yang memiliki berbagi ilmu yang tinggi juga memiliki karomah.
Kesembilan orang tersebut datang ke pulau Jawa pada tahun 808 Hijriyah atau 1404 Masehi. Para ulama yang akhirnya terkenal dengan sebutan wali tersebut adalah :
1. Syeh Maulana Malik Ibrahim ahli mengatur Negara. Berdakwah di Jawa Bagian Timur. Ada yang mengatakan bahwa beliau adalah Ibrahim Asmarakandhi ayah Sunan Ampel. Sebutan lainnya adalah Sunan Gresik. Beliau Wafat pada tahun 1419 Masehi. Makamnya dsi desa Gapura, Gresik, Jawa Timur
2. Syeh Maulana Ishaq berasal dari Samarkan (dekat Burhara, Rusia Selatan). Beliau adalah ahli dalam bidang pengobatan. Beliau tidak lama di Pulau Jawa kemudian pidah ke Pasai (Singapura) dan wafat di sana
3. Syeh Maulana Ahmad Jumadil Kubra, berasal dari Mesir. Beliau tidak menetap di suatu tempat akan tetapi berdakwah keliling (Pulau Jawa). Beliau wafat di Mojokerto, makamnya di Troloyo, Trowulan, Mojokerto.
4. Syeh Maulana Muhammad Al Maghrobi, berasal dari Maghrib (Maroko), sama dengan Syeh Maulana Ahmad Jumadil Kubra beliau juga dakwah keliling. Makamnya di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, beliau wafat tahun 1465 Masehi.
5. Syeh Maulana Malik Isro’il berasal dari Turki beliau ahli dalam mengatur negara Makamnya di Gunung Santri, Cilegon, Jawa Barat. Wafat tahun 1435 Masehi.
6. Syeh Maulana Muhammad Ali Akbar berasal dari Persia (Iran). Beliau ahli dalam pengobatan. Makamnya di Gunung Santri, Cilegon, Jawa Barat. Beliau Wafat tahun 1435 Masehi.
7. Syeh Maulana Aliyuddin, berasal dari Palestina. Beliau berdakwah keliling. Makamnya terletak di samping Masjid Banten Lama. Beliau Wafat pada tahun 1462 Masehi.
8. Syeh Maulana Hasanuddin, berasal dari Palestina. Beliau berdakwah keliling. Makamnya terletak di samping Masjid Banten Lama. Beliau Wafat pada tahun 1462 Masehi.
9. Syeh Subakir, berasal dari Persia. Beliau tidak menetap di pulau Jawa, pada tahun 1462 M beliau kembali ke Persia dan wafat di sana.
Wali Songo Periode Kedua
1. Syeh Maulana Ishaq
2. Syeh Maulana Ahmad Jumadil Kubra.
3. Syeh Maulana Muhammad Al Maghrobi
4. Syeh Maulana Aliyuddin.
5. Syeh Maulana Hasanuddin.
6. Syeh Subakir.
7. Raden Rahmat Ali Rahmatullah, datang ke pulau Jawa pada tahun 1421 Masehi menggantikan ayahnya (Syeh Maulana Malik Ibrahim) yang wafat pada tahun 1419 Masehi. Raden Rahmat berasal dari Campa. Beliau dikenal dengan nama Sunan Ampel.
8. Sayyid Ja’far Shodiq dari Palestina, datang ke pulau Jawa tahun 1436 Masehi menggantikan Syeh Maulana Ali Akbar yang wafat pada tahun 1435 Masehi. Beliau dikenal dengan sebutan Sunan Kudus karena beliau tinggal di Kudus.
9. Syarif Hidayatullah berasal dari Palestina, menggantikan Maulana Ali Akbar yang wafat pada tahun 1435 Masehi, datang di pulau Jawa pada tahun 1436 Masehi.
Dari periode ke dua ini yang telah megadakan sidang di Ampeldenta Surabaya, para wali kemudian membagi tugas sebagai berikut :
Syeh Maulana Ishaq, Syeh Jumadil Kubro dan Sunan Ampel bertugas di Jawa Timur
Maulana Muhammad Al Maghrobi, Syeh Subakir dan Sayyid Ja’far Shodiq bertugas di Jawa Tengah.
Syeh Maulana Aliyuddin, Syeh Maulana Hasanuddin dan Syarif Hidayatullah bertugas di Jawa Barat.
Wali Songo Periode Ketiga
1. Syeh Maulana Ahmad Jumadil Kubra.
2. Syeh Maulana Muhammad Al Maghrobi
3. Raden Rahmat Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)
4. Sayyid Ja’far Shodiq (Sunan Kudus).
5. Syarif Hidayatullah.
6. Raden Paku / Syeh Maulana Ainul Yaqin /nbsp; Sunan Giri kelahiran Blambangan, Jawa Timur menggantikan ayahnya (Syeh Maulana Ishak) yang pindah ke Pasai
7. Raden Said yang terkenal dengan sebutan Sunan Kalijaga kelahiran Tuban, Jawa Timur menggantikan Syeh Subakir yang kembali ke Persia pada tahun 1462 Masehi.
8. Raden Makdum Ibrahim atau Sunan Bonang lahir di Ampeldenta Surabaya, beliau adalah putra Sunan Ampel, beliau menggantikan Syeh Maulana Hasanuddin yang wafat tahun 1462 Masehi.
9. Raden Qosim atau Sunan Drajat yang lahir di Ampeldenta Surabaya, beliau adalah putra Sunan Ampel, menggantikan Syeh Maulana Aliyyuddin yang wafat pada tahun 1462 Masehi.
Wali Songo Periode Keempat
1. Raden Rahmat Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)
2. Sayyid Ja’far Shodiq (Sunan Kudus).
3. Syarif Hidayatullah. (Sunan Gunung Jati)
4. Raden Paku / Syeh Maulana Ainul Yaqin / Sunan Giri.
5. Raden Said atau Sunan Kalijaga.
6. Raden Makdum Ibrahim atau Sunan Bonang
7. Raden Qosim atau Sunan Drajat
8. Raden Hasan atau Raden Fattah (Raden Patah) beliau adalah putra dari Brawijaya, raja Majapahit. Beliau diangkat menjadi Bintoro pada tahun 1462 Masehi dan dinobatkan menjadi Raja Demak dan Sunan Demak pada tahun 1468
9. Fatullah Khan, putra Syarif Hidayatullah, beliau dipilih untuk membantu ayahnya yang telah berusia lanjut.
Masuknya Raden Hasan (Raden Fattah) dan Fatullah Khan ke dalam Wali Songo periode ini untuk menggantikan dua wali yang telah wafat pada tahun 1466 Masehi yaitu Syeh Maulana Muhammad Al Maghrobi dan Syeh Maulana Ahmad Jumadil Kubro.
Wali Songo Periode Kelima
Dalam periode ini masuklah Raden Umar Said atau yang terkenal dengan Sunan Muria. Beliau adalah putra Raden Said (Sunan Kalijaga).
Menurut cerita Syeh Siti Jenar juga salah seorang dari anggota Wali Songo, karena ajarannya yang diajarkan sesat, maka oleh para wali Syeh Siti Jenar dihukum mati, dan digantikan oleh Adipati Padanarang yang terkenal dengan nama Sunan Bayat (Sunan Tembayat)
Pada umumnya orang mengenal Wali Songo adalah para Wali penyebar agama islam yang berada di pulau Jawa yang berjumlah sembilan orang. Karena melihat dari arti kata wali tersebut. Songo atau Sanga berarti sembilan. Pendapat lain Sanga berasal dari bahasa arab tsana yang berarti mulia. Pendapat lainnya Sanga berasal dari bahasa Jawa sana tsana yang berarti tempat, oleh karena itu sebutan para wali selalu menggunakan nama tempat dimana beliau menetap.
Kesembilan Wali tersebut adalah : Syeh Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Drajad, Sunan Kalijogo, Sunan Kudus, Sunan Muria dan Sunan Gunung Jati
Wali Songo sendiri adalah sebuah Dewan Dakwah agama Islam untuk pulau Jawa yang anggotanya terdiri dari sembilan orang. Bila salah satu pindah dari pulau Jawa atau mangkat, maka akan digantikan dengan yang lainnya sehingga jumlahnya tetap sembilan. Dengan demikian bahwa para anggota Wali Songo sebenarnya jumlahnya lebih dari sembilan orang.
Dengan pindahnya wali ketempat lain di luar pulau Jawa atau adanya Wali yang mangkat sehingga harus digantikan oleh yang lain, maka dewan dakwah Wali Songo terdapat beberapa periode sebagai berikut :
Wali Songo Periode Pertama
Pada waktu Turki dipimpin oleh Raja Sultan Muhammad I , beliau menaruh perhatian pada perkembangan islam di Tanah Jawa, beliau bertanya kepada para pedagang Gujaraj (India) perihal perkembangan Islam di Pulau Jawa, Dari para pedagang tersebut mendapat penjelasan bahwa saat itu di pulau terdapat dua kerajaan besar yang memeluk agama Hindu kerajaan tersebut adalah Kerajaan Mojopahit dan Pajajaran. Sebagian penduduk pulau Jawa telah memeluk Agama Islam, namun hal itu sangat sedikit jika dibandingkankan dengan jumlah pemeluk agama yang ada, dan sebatas pada para pedagang Gujaraj yang menetap di pulau Jawa juga sebagian penduduk pribumi yang telah nikah dengan pedagang Gujaraj yang telah menetap.
Mendengar kenyataan ini Sulatan Muhammad I segera mengirimkan surat kepada para pembesar Islam di Afrika Utara dan Timur Tengah, dimana isi dari surat itu meminta para ulama yang mempumyai ilmu tinggi dan memiliki karomah. Maka terkumpulan sembilan orang yang memiliki berbagi ilmu yang tinggi juga memiliki karomah.
Kesembilan orang tersebut datang ke pulau Jawa pada tahun 808 Hijriyah atau 1404 Masehi. Para ulama yang akhirnya terkenal dengan sebutan wali tersebut adalah :
1. Syeh Maulana Malik Ibrahim ahli mengatur Negara. Berdakwah di Jawa Bagian Timur. Ada yang mengatakan bahwa beliau adalah Ibrahim Asmarakandhi ayah Sunan Ampel. Sebutan lainnya adalah Sunan Gresik. Beliau Wafat pada tahun 1419 Masehi. Makamnya dsi desa Gapura, Gresik, Jawa Timur
2. Syeh Maulana Ishaq berasal dari Samarkan (dekat Burhara, Rusia Selatan). Beliau adalah ahli dalam bidang pengobatan. Beliau tidak lama di Pulau Jawa kemudian pidah ke Pasai (Singapura) dan wafat di sana
3. Syeh Maulana Ahmad Jumadil Kubra, berasal dari Mesir. Beliau tidak menetap di suatu tempat akan tetapi berdakwah keliling (Pulau Jawa). Beliau wafat di Mojokerto, makamnya di Troloyo, Trowulan, Mojokerto.
4. Syeh Maulana Muhammad Al Maghrobi, berasal dari Maghrib (Maroko), sama dengan Syeh Maulana Ahmad Jumadil Kubra beliau juga dakwah keliling. Makamnya di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, beliau wafat tahun 1465 Masehi.
5. Syeh Maulana Malik Isro’il berasal dari Turki beliau ahli dalam mengatur negara Makamnya di Gunung Santri, Cilegon, Jawa Barat. Wafat tahun 1435 Masehi.
6. Syeh Maulana Muhammad Ali Akbar berasal dari Persia (Iran). Beliau ahli dalam pengobatan. Makamnya di Gunung Santri, Cilegon, Jawa Barat. Beliau Wafat tahun 1435 Masehi.
7. Syeh Maulana Aliyuddin, berasal dari Palestina. Beliau berdakwah keliling. Makamnya terletak di samping Masjid Banten Lama. Beliau Wafat pada tahun 1462 Masehi.
8. Syeh Maulana Hasanuddin, berasal dari Palestina. Beliau berdakwah keliling. Makamnya terletak di samping Masjid Banten Lama. Beliau Wafat pada tahun 1462 Masehi.
9. Syeh Subakir, berasal dari Persia. Beliau tidak menetap di pulau Jawa, pada tahun 1462 M beliau kembali ke Persia dan wafat di sana.
Wali Songo Periode Kedua
1. Syeh Maulana Ishaq
2. Syeh Maulana Ahmad Jumadil Kubra.
3. Syeh Maulana Muhammad Al Maghrobi
4. Syeh Maulana Aliyuddin.
5. Syeh Maulana Hasanuddin.
6. Syeh Subakir.
7. Raden Rahmat Ali Rahmatullah, datang ke pulau Jawa pada tahun 1421 Masehi menggantikan ayahnya (Syeh Maulana Malik Ibrahim) yang wafat pada tahun 1419 Masehi. Raden Rahmat berasal dari Campa. Beliau dikenal dengan nama Sunan Ampel.
8. Sayyid Ja’far Shodiq dari Palestina, datang ke pulau Jawa tahun 1436 Masehi menggantikan Syeh Maulana Ali Akbar yang wafat pada tahun 1435 Masehi. Beliau dikenal dengan sebutan Sunan Kudus karena beliau tinggal di Kudus.
9. Syarif Hidayatullah berasal dari Palestina, menggantikan Maulana Ali Akbar yang wafat pada tahun 1435 Masehi, datang di pulau Jawa pada tahun 1436 Masehi.
Dari periode ke dua ini yang telah megadakan sidang di Ampeldenta Surabaya, para wali kemudian membagi tugas sebagai berikut :
Syeh Maulana Ishaq, Syeh Jumadil Kubro dan Sunan Ampel bertugas di Jawa Timur
Maulana Muhammad Al Maghrobi, Syeh Subakir dan Sayyid Ja’far Shodiq bertugas di Jawa Tengah.
Syeh Maulana Aliyuddin, Syeh Maulana Hasanuddin dan Syarif Hidayatullah bertugas di Jawa Barat.
Wali Songo Periode Ketiga
1. Syeh Maulana Ahmad Jumadil Kubra.
2. Syeh Maulana Muhammad Al Maghrobi
3. Raden Rahmat Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)
4. Sayyid Ja’far Shodiq (Sunan Kudus).
5. Syarif Hidayatullah.
6. Raden Paku / Syeh Maulana Ainul Yaqin /nbsp; Sunan Giri kelahiran Blambangan, Jawa Timur menggantikan ayahnya (Syeh Maulana Ishak) yang pindah ke Pasai
7. Raden Said yang terkenal dengan sebutan Sunan Kalijaga kelahiran Tuban, Jawa Timur menggantikan Syeh Subakir yang kembali ke Persia pada tahun 1462 Masehi.
8. Raden Makdum Ibrahim atau Sunan Bonang lahir di Ampeldenta Surabaya, beliau adalah putra Sunan Ampel, beliau menggantikan Syeh Maulana Hasanuddin yang wafat tahun 1462 Masehi.
9. Raden Qosim atau Sunan Drajat yang lahir di Ampeldenta Surabaya, beliau adalah putra Sunan Ampel, menggantikan Syeh Maulana Aliyyuddin yang wafat pada tahun 1462 Masehi.
Wali Songo Periode Keempat
1. Raden Rahmat Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)
2. Sayyid Ja’far Shodiq (Sunan Kudus).
3. Syarif Hidayatullah. (Sunan Gunung Jati)
4. Raden Paku / Syeh Maulana Ainul Yaqin / Sunan Giri.
5. Raden Said atau Sunan Kalijaga.
6. Raden Makdum Ibrahim atau Sunan Bonang
7. Raden Qosim atau Sunan Drajat
8. Raden Hasan atau Raden Fattah (Raden Patah) beliau adalah putra dari Brawijaya, raja Majapahit. Beliau diangkat menjadi Bintoro pada tahun 1462 Masehi dan dinobatkan menjadi Raja Demak dan Sunan Demak pada tahun 1468
9. Fatullah Khan, putra Syarif Hidayatullah, beliau dipilih untuk membantu ayahnya yang telah berusia lanjut.
Masuknya Raden Hasan (Raden Fattah) dan Fatullah Khan ke dalam Wali Songo periode ini untuk menggantikan dua wali yang telah wafat pada tahun 1466 Masehi yaitu Syeh Maulana Muhammad Al Maghrobi dan Syeh Maulana Ahmad Jumadil Kubro.
Wali Songo Periode Kelima
Dalam periode ini masuklah Raden Umar Said atau yang terkenal dengan Sunan Muria. Beliau adalah putra Raden Said (Sunan Kalijaga).
Menurut cerita Syeh Siti Jenar juga salah seorang dari anggota Wali Songo, karena ajarannya yang diajarkan sesat, maka oleh para wali Syeh Siti Jenar dihukum mati, dan digantikan oleh Adipati Padanarang yang terkenal dengan nama Sunan Bayat (Sunan Tembayat)
Komentar :
Posting Komentar